Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyatakan bakal membawa mantan Panglima Gerakan Aceh Merdeka (GAM), Izil Azhar, ke Jakarta. Izil merupakan buronan KPK yang telah masuk daftar pencarian orang (DPO) sejak 2018.
Tim penyidik sebelumnya telah melakukan penangkapan terhadap Izil di Aceh pada Selasa (24/1).
"Hari ini dijadwalkan dibawa ke Jakarta," kata Kepala Bagian Pemberitaan KPK Ali Fikri saat dikonfirmasi, Rabu (25/1).
Ali mengatakan, sebelum diterbangkan ke Jakarta, Izil telah melalui proses pemeriksaan kesehatan. Ia dibawa ke Jakarta untuk pemeriksaan lebih lanjut oleh tim penyidik KPK.
"Kemarin sudah dilakukan pemeriksaan cek kesehatan dan lainnya," ujar Ali.
Izil ditangkap tim penyidik di wilayah Banda Aceh. Penangkapan dilakukan dengan bantuan tim dari Polda Nanggroe Aceh Darussalam (NAD).
Sebelum melakukan penangkapan terhadap Izil, tim penyidik KPK terlebih dahulu berkoordinasi dengan aparat kepolisian Banda Aceh sejak Desember 2022.
"DPO segera akan dibawa ke Jakarta untuk proses lebih lanjut," ujar Ali, Selasa (24/1). KPK nengapresiasi jajaran Polda Aceh yang membantu proses pencarian dan penangkapan Izil.
Berdasarkan catatan Alinea.id, KPK menetapkan Izil Azhar, tersangka korupsi dana otonomi khusus (otsus) Aceh atau DOKA 2018, sebagai DPO. Langkah ini dilakukan karena Izil tidak kooperatif dan kerap mangkir dari pemanggilan untuk menjalani pemeriksaan.
Padahal, KPK telah bersikap persuasif dan mengingatkan Izil agar menyerahkan diri secara baik-baik sehingga dapat dipertimbangkan sebagai faktor yang meringankan proses hukumnya.
Izil lebih dikenal dengan sebutan Ayah Marine mengingat latar belakangnya sebagai prajurit marinir. Setelah GAM berdamai dengan pemerintah Indonesia, Izil disebut sebagai orang dekat Irwandi Yusuf, Gubernur Aceh 2007-2012.
Kasus suap DOKA 2018 terbongkar seiring dilakukan operasi tangkap tangan (OTT) kepada 4 tersangka, yakni Irwandi Yusuf; Bupati Bener Meriah 2017-2018, Ahmadi; serta dua swasta, Hendry Yuzal dan T. Syaiful Bahri.
Ahmadi diduga menyuap Irwandi sebesar Rp1,5 miliar atas fee ijon proyek infrastruktur DOKA 2018. Uang tersebut digunakan Irwandi untuk kepentingan penyelenggaraan Aceh Marathon.
Sementara itu, Izil menjadi perantara suap untuk memperkaya Irwandi sebesar Rp14,069 miliar. Uang tersebut diserahkan bertahap melalui Izil di rumahnya dekat bekas Terminal Setui, Banda Aceh.